Waspadai, Penyimpangan Seksual di Kalangan Remaja
Saat membaca kembali tulisan perdana saya di Kompasiana yang berjudul Rumitnya Kehidupan Biseks, membuat saya ingin membagi lebih banyak apa yang saya ketahui mengenai penyimpangan seksual, agar hal tersebut tidak terjadi pada anak-anak kita apalagi untuk kita yang memiliki anak anak yang sudah menginjak remaja.
Supaya lebih jelas marilah kita melihat definisi
dari penyimpangan seksual. Penyimpangan seksual adalah aktivitas yang
ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan cara
tidak sewajarnya.
Mengapa kita lebih ‘khawatir’ pada Remaja,
karena masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak kanak
menjadi dewasa. Banyak perubahan yang terjadi di masa ini, baik
perubahan fisik maupun kejiwaannya sehingga cenderung menjadi tidak stabil dan mudah terbawa arus lingkungan di sekitarnya.
Ketika saya bertanya pada teman saya, bagaimana awalnya sehingga Ia bisa menjadi seorang Biseks, demikian penuturannya :
“ Berawal waktu kelas 1 SMP, aku di ajak jalan jalan sama temen sekelas dan pulangnya kami (berempat) menginap di rumah tanteku. Ternyata
teman-temanku ini sudah sangat mengenal seks, mereka mengajari aku
bagaimana caranya Masturbasi hingga aku menemukan kenikmatan saat
mencapai orgasme. Kerena keenakan akhirnya aku pun sering melakukan
kegiatan masturbasi itu sendiri atau kadang dilakukan bergantian dengan
teman ku, dan hal ini berlangsung sampai SMA. Waktu SMA aku pindah kota, di sana bertemu dengan seorang lelaki yang ternyata ‘gay’, Ia yang
mengajari dan membuatku menjadi seperti sekarang ini. Hubunganku sama
lelaki itu berlangsung sampai kuliah semester 1, tapi namanya sebuah
hubungan, pastilah ada konflik,kami pun putus dan akhirnya aku
memutuskan untuk pindah ke Jakarta sambil berharap bisa bertemu dengan
pacarku yang dulu (perempuan). Tapi ternyata, aku di tolak karena dia
sudah punya pacar. Setelah itu, aku menjalani hidup normal dan menikah
dengan istriku sekarang. Tapi, setelah 2 tahun pernikahanku, aku bertemu
kembali dengan seorang lelaki yang mengajakku untuk kembali kepada
kebiasaan burukku itu, dan ini berlangsung sampai sekarang, meskipun
pasanganku sampai saati ini sudah berganti ganti. Belakangan kebanyakan
pasanganku itu ‘brondonk brondonk’ yang mau melakukannya dengan alasan
butuh uang katanya”
Belajar dari pengalaman hidup teman saya ini,
sebaiknya kita mulai berhati hati dengan perkembangan anak anak kita
terutama yang sedang menginjak remaja, karena penyimbangan seksual yang
ada bukan hanya yang saya contohkan diatas.
Berhati hati tetapi tidak harus over protective,
karena remaja tidak suka dengan kata ‘larangan’ tetapi alangkah baiknya
bila kita sebagai orang tua, dapat menempatkan diri menjadi temannya,
mengetahui semua aktivitasnya, menerima dengan baik bila teman temannya
bermain di rumah, sehingga dengan demikian kita mengetahui apa saja yang
mereka lakukan dan sebisa mungkin memberi nasihat tanpa harus
menggurui, menjelaskan suatu akibat dari perbuatan buruk daripada
menjadikannya sebuah larangan tanpa memberikan alasan.
Anak saya pun sudah memasuki usia 12 tahun, hampir semua temannya memiliki akun facebook, dengan
senang hati saya menerima permintaan pertemanan dari teman temannya
ini, meskipun isi statusnya tidak jauh dari ‘perang status dan lebay’,
tapi dengan demikian saya mengetahui perkembangan anak anak saya sampai
tahap dimana dan itu juga bisa menjadi topik hangat pembicaraan saya
dengan anak saya yang sudah remaja ini.
0 komentar:
Posting Komentar