gangguan seksual pada wanita
1. Anorgasmia
Ketiadaan orgasme atau anorgasmia menyiratkan
bahwa wanita tidak mengalami kenikmatan puncak saat berhubungan seks,
meskipun dia mungkin mendapatkan kesenangan. Ada kasus-kasus di mana
wanita tidak pernah mencapai orgasme sama sekali (anorgasmia primer),
mencapai orgasme parsial (hanya orgasme clitoral dan bukan vagina), atau
gagal mencapai orgasme karena kesedihan mendalam, trauma atau sakit
melahirkan (anorgasmia sekunder). Perawatan gangguan ini umumnya
melibatkan terapi oleh seorang terapis seks atau psikolog profesional.
Anorgasmia berkaitan dengan hambatan mental pribadi pasien (misalnya
rasa bersalah memperoleh kesenangan seksual) atau masalah hubungan
(misalnya kurangnya komunikasi dengan suaminya), atau kombinasi kedua
faktor tersebut.
2. Frigiditas
Frigiditas adalah ketiadaan
hasrat seksual yang memengaruhi sekitar 10% populasi wanita. Masalah
ini umumnya bersifat kejiwaan, misalnya karena pendidikan moral yang
terlalu kaku sehingga menabukan seks, konflik dengan pasangan, dll. Pada
kasus yang jarang, frigiditas bersifat fisiologis seperti masalah
hormonal, minum obat tertentu seperti neuroleptik, obat penenang atau
pil tidur. Identifikasi akar masalah diperlukan untuk mengatasinya dan
menumbuhkan kembali hasrat seksual pasien.
photo © 2007 Patricia Cerda | more info (via: Wylio)
3. Vaginismus
Vaginismus
adalah gangguan seksual di mana wanita menolak penetrasi dengan
mengencangkan otot-otot pra-vagina. Ada dua jenis vaginismus: vaginismus
primer (wanita yang masih perawan) dan vaginismus sekunder (reaksi
karena infeksi vagina, trauma melahirkan, trauma seksual, dll).
Penyembuhan vaginismus membutuhkan konsultasi dengan dokter kandungan,
terapis seks atau psikoterapis. Perawatan bertujuan untuk membantu
pasien mengidentifikasi sumber masalahnya, mengatasinya, dan mendapatkan
kembali kepercayaan pada tubuh sendiri dan pasangannya. Penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar pasangan yang menjalani perawatan
vaginismus berhasil mendapatkan kehidupan seks yang lebih baik dan
berkelanjutan.
4. Disparunia
Disparunia atau nyeri saat berhubungan seksual banyak disebabkan karena penyakit menular seksual (PMS) seperti herpes kelamin dan jamur.
Kanker serviks, tumor atau
kista ovarium
juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan selama berhubungan seks. Anda
perlu memeriksakan diri ke dokter kandungan jika rasa nyeri Anda
persisten.
5. Masalah menopause
Menopause dapat
mempengaruhi hasrat seksual dalam tingkat yang bervariasi dari satu
wanita ke wanita yang lain. Penghentian siklus menstruasi dapat
menyebabkan berbagai masalah psikologis dan fisiologis pada wanita.
Perubahan hormonal juga menyebabkan atrofi vagina dan pelumasan
berkurang sehingga menimbulkan rasa sakit dan iritasi yang dapat
mengganggu kenikmatan seksual.
6. Sakit setelah melahirkan
Setelah
dihadapkan pada persalinan dan sibuk dengan bayinya, kadang-kadang
dibutuhkan waktu bagi ibu baru untuk menimbulkan kembali hasrat
seksualnya. Dia mungkin mengalami nyeri perineum dan ketidakseimbangan
hormon yang menyebabkan penurunan hasrat seksual. Hal ini diperparah
oleh sayatan episiotomi yang kadang-kadang dilakukan untuk mencegah
robeknya perineum selama persalinan. Ibu baru harus menunggu penyembuhan
sebelum melakukan hubungan seksual dan mungkin khawatir merasa sakit
saat melakukannya.
0 komentar:
Posting Komentar