Mengenal Penyakit Typhus, yang Ternyata Sangat Menular
Penyakit typhus adalah penyakit yang sangat menular, seperti apa penjelasannya mari kita simak artikel berikut ini.
Tugas ibu sungguhlah mulia dan membutuhkan seluruh pikiran dan cinta
kita. Bila ada anggota keluarga yang sakit terutama anak-anak, ibulah
yang paling kerepotan merawatnya. Sehingga untuk menjaga kesehatan
seluruh anggota keluarga ibu juga perlu pengetahuan kesehatan. Berbagai
penyakit disebabkan oleh kuman (bakteri, virus, jamur dll) ada yang
bersifat mudah menular dan ada juga yang tidak menular. Untuk
penyakit
tidak menular bersifat khronis dan biasanya berupa penyakit khusus yang
butuh penanganan khusus. Sedangkan penyakit menular bersifat akut dan
perlu penanganan segera.
Sebagian kuman yang berbahaya hanya dapat hidup dalam tubuh manusia
dan untuk melangsungkan kehidupan kuman tersebut harus pindah dari orang
yang telah terinfeksi kepada orang yang sehat yang belum kebal terhadap
kuman tersebut. Kuman mempunyai banyak cara untuk berpindah, bisa
melalui tangan, percikan ludah, sekresi hidung, benda-benda mati,
alat-alat makan, feses ke mulut atau dari feses ke kulit, kontak
langsung, makanan, keracunan makanan dan darah.
Penyakit tipes (typhus) merupakan salah satu penyakit menular yang
penularannya melalui makanan yang mengandung Bakteri Salmonella
diantaranya yang dikenal adalah Penyebab penyakit ini adalah Salmonella
typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella paratyphii B. Basil gram
negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, mempunyai 3
macam antigen yaitu antigen O, antigen H, dan antigen VI. Dalam serum
penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen
tersebut. terutama menyerang bagian saluran pencernaan. Kuman tumbuh
pada suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 – 41°C (optimum
37°C) dan pH pertumbuhan 6 – 8.
Demam tifoid adalah
penyakit infeksi akut
yang selalu ada di masyarakat (endemik) di Indonesia, mulai dari usia
balita, anak-anak dan dewasa. Merupakan penyebab utama infeksi usus pada
manusia dan hewan. Setiap tahun diseluruh dunia terdapat sekitar
17.000.000 kasus dengan 600.000 kematian. Jika tidak segera diobati,
10-20% penderita penyakit tersebut dapat berakibat fatal. Sekitar 2%
dari penderita menjadi carrier (pembawa). Di Indonesia, diperkirakan
antara 800 – 100.000 orang terkena penyakit tifus atau demam tifoid
sepanjang tahun. Demam ini terutama muncul di musim kemarau dan konon
anak perempuan lebih sering terserang, Diperkirakan angka kejadian
penyakit ini adalah 300 – 810 kasus per 100.000 penduduk/tahun. Insiden
tertinggi didapatkan pada anak-anak, peningkatan kasus saat ini terjadi
pada usia dibawah 5 tahun.. Orang dewasa sering mengalami infeksi ringan
dan sembuh sendiri lalu menjadi kebal. Insiden penderita berumur 12
tahun keatas adalah 70 – 80%, penderita umur antara 12 dan 30 tahun
adalah 10 – 20%, penderita antara 30 – 40 tahun adalah 5 – 10%, dan
hanya 5 – 10% diatas 40 tahun.
Sumber penularan: Kebanyakan penyakit typus ditularkan melalui
kotoran. Termasuk kuman yang hidup normal dalam usus hewan, ternak dan
reptil, sumber daging unggas unggas kurang matang, telur , melalui
anjing, kucing, makanan dan minuman tercemar (batu es), dari carrier
yaitu orang sehat tetapi membawa kuman.
Patofisiologi: Infeksi masuk melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi, infeksi terjadi pada saluran pencernaan. Basil di usus
halus melalui pembuluh limfe masuk ke dalam peredaran darah sampai di
organ-organ terutama hati dan limfa sehingga membesar dan disertai
nyeri. Basil masuk kembali ke dalam darah (bakterimia) dan menyebar ke
seluruh tubuh terutama kedalam kelenjar limfoid usus halus menimbulkan
tukak berbentuk lonjong pada mukosa usus. Tukak dapat menyebabkan
perdarahan dan perforasi usus. Jika kondisi tubuh dijaga tetap baik,
akan terbentuk zat kekebalan atau antibodi. Dalam keadaan seperti ini,
kuman typhus akan mati dan penderita berangsur-angsur sembuh.
Masa tunas: 1-2 minggu. Masa inkubasi rata-rata 2 minggu : Demam
berangsur-angsur naik selama minggu pertama. Demam terjadi terutama pada
sore dan malam hari (febris remitten). Pada minggu 2 dan 3 demam terus
menerus tinggi (febris kontinue) dan kemudian turun berangsur-angsur.
Gangguan gastrointestinal, bibir kering dan pecah-pecah, lidah
kotor-berselaput putih dan pinggirnya hiperemis, perut agak kembung dan
mungkin nyeri tekan, bradikardi relatif, kenaikan denyut nadi tidak
sesuai dengan kenaikan suhu badan.
Tanda dan Gejala Penyakit Demam Typhus (Tifoid )
* Gejala-gejala dapat dalam beberapa bentuk:
1. Keracunan makanan (salmonellosis): Gejala demam, muntah, dehidrasi, diare, nyeri perut, mual.
2. Radang usus: Gejala demam, diare berdarah, nyeri perut.
3.
Keracunan darah: Gejala demam, kehilangan berat badan, nyeri perut,
pernapasan cepat, tekanan darah turun, hati membesar, menggigil,
kehilangan nafsu makan, jantung berdebar, syok, limpa membesar.
Penyakit ini bisa menyerang saat bakteri tersebut masuk melalui
makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu
usus halus. Kemudian mengikuti peredaran darah, bakteri ini mencapai
hati dan limpa sehingga berkembang biak disana yang menyebabkan rasa
nyeri saat diraba.
Gejala klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran
klinis yang ringan bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis
besar, tanda dan gejala yang ditimbulkan antara lain ;
1. Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi.
2.
Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah.
Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang
asam-asam atau pedas.
3. Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella
typhi berkembang biak di hatidan limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan
dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan
mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna
dan biasanya keluar lagi lewat mulut.
4. Diare atau Mencret. Sifat
bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru
terjadi konstipasi (sulit buang air besar).
5. Lemas, pusing, dan
sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing.
Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.
6.
Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman
dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang
parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.
Bila anggota keluarga kita ada yang menampakkan gejala-gejala seperti
diatas, sebaiknya kita segera melakukan cek lab dan konsultasi dengan
dokter keluarga kita. Karena bila kita langsung ke dokter tanpa
dibarengi cek lab biasanya tetap juga doketr menyarankan kita cek darah
untuk meyakinkan hipotesa atau diagnosa dari dokter tersebut. .
Diagnosa Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Untuk ke akuratan dalam
penegakan diagnosa penyakit, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan
laboratorium diantaranya pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Widal dan
biakan empedu.
1. SGOT SGPT meningkat, leukopenia, leuukositosis relatif pada fase
akut; mungkin terdapat anemia dan trombositopenia .Pemeriksaan darah
tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang mudah dilakukan di
laboratorium sederhana untuk membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran
jumlah darah putih yang berkurang (lekopenia), jumlah limfosis yang
meningkat dan eosinofilia.
2. Uji serologis asidal (Titer O,H).
Pemeriksaan Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat anti
terhadap kuman tifus. Widal positif kalau titer O 1/200 atau lebih dan
atau menunjukkan kenaikan progresif.
3. Biakan kuman (darah, feses,
urin, empedu) .Diagnosa demam Tifoid pasti positif bila dilakukan biakan
empedu dengan ditemukannya kuman Salmonella typhosa dalam darah waktu
minggu pertama dan kemudian sering ditemukan dalam urine dan faeces.
Sampel darah yang positif dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti.
Sample urine dan faeces dua kali berturut-turut digunakan untuk
menentukan bahwa penderita telah benar-benar sembuh dan bukan pembawa
kuman (carrier).
Sedangkan untuk memastikan apakah penyakit yang diderita pasien
adalah penyakit lain maka perlu ada diagnosa banding. Bila terdapat
demam lebih dari lima hari, dokter akan memikirkan kemungkinan selain
demam tifoid yaitu penyakit infeksi lain seperti Paratifoid A, B dan C,
demam berdarah (Dengue fever), influenza, malaria, TBC (Tuberculosis),
dan infeksi paru (Pneumonia).
Perawatan dan Pengobatan Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Penderita dirawat dengan tujuan untuk isolasi, observasi, dan
pengobatan. Klien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas
demam atau 14 hari untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus
atau perforasi usus. Pada klien dengan kesadaran menurun, diperlukan
perubahan2 posisi berbaring untuk menghindari komplikasi
pneumonia hipostatik dan dekubitus.
Perawatan dan pengobatan
terhadap penderita penyakit demam Tifoid atau types bertujuan
menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan penyakit, mencegah
terjadinya komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali.
Pengobatan penyakit tifus dilakukan dengan jalan mengisolasi penderita
dan melakukan desinfeksi pakaian, faeces dan urine untuk mencegah
penularan. Pasien harus berbaring di tempat tidur selama tiga hari
hingga panas turun, kemudian baru boleh duduk, berdiri dan berjalan.
Komplikasi Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Komplikasi yang sering
apabila kita terlambat menangani dan menyepelekan gejala yang timbul
karena daya tahan tubuh masing-masing orang tidak sama, dijumpai pada
anak penderita penyakit demam tifoid adalah perdarahan usus karena
perforasi, infeksi kantong empedu (kolesistitis), dan hepatitis.
Gangguan otak (ensefalopati) kadang ditemukan juga pada anak.
Diet Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Penderita penyakit demam
Tifoid selama menjalani perawatan haruslah mengikuti petunjuk diet yang
dianjurkan oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain :
1. Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.
2. Tidak mengandung banyak serat.
3. Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.
4. Makanan lunak diberikan selama istirahat.
Pada mulanya penderita diberikan bubur saring kemudian bubur kasar
untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat secara dini yaitu
nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang sayuran dengan serat
kasar) dapat diberikan dengan aman bagi penderita.
Bila anak anda dirawat dirumah sakit perhatikan menu makanan yang
disiapkan dari rumah sakit karena tidak semua rumah sakit mempunyai ahli
gizi yang melaksanakan rekomendasi dokter yang merawat, jadi kita harus
selektif memilih makanan yang boleh dikonsumsi anak kita. Demikian juga
bila pasien sudah diijinkan untuk rawat jalan biasanya para ibu
menganggap anak sudah sembuh dan boleh makan semua makanan.
untuk kembali ke makanan “normal”, lakukan secara bertahap bersamaan
dengan mobilisasi. Misalnya hari pertama dan kedua makanan lunak, hari
ke-3 makanan biasa, dan seterusnya.
Penyakit dapat diatasi dengan beberapa cara bahkan kadang-kadang
dapat dicegah. Oleh sebab itu jika pencegahan dilakukan maka pencegahan
jauh lebih baik daripada pengobatan. Salah satu cara untuk mencegah
penyakit adalah meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan kuman-kuman
yang masuk ke alam tubuh.Tubuh yang mendapat makanan yang cukup bergizi
akan lebih kuat melawan kuman daripada tubuh yang kekurangan gizi.
Anak-anak yang kurang gizi akan lebih mudah sakit dibandingkan anak yang
cukup gizi, oleh karena itu kita harus mengupayakan agar anak mendapat
gizi yang cukup dan menerapkan pola hidup sehat berarti kita juga
mencegah bahaya penularan penyakit.
Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit :
* Upaya pertama yang bisa dilakukan sebelum sakit adalah mempertinggi
nilai kesehatan dengan cara menerapkan pola hidup sehat, pola makan
sehat, pola pikir sehat dan menjaga lingkungan bersih dan sehat. Pola
hidup lebih menekankan kepada kebiasaan dan prilaku keluarga yang sangat
berhubungan dengan aktivitas sehari-hari, apakah kita punya kebiasaan
berolahraga, istrirahat yang cukup dan punya waktu untuk bersantai. Pola
makan keluarga menentukan asupan gizi yang dibutuhkan oleh masing-
masing anggota keluarga sesuai dengan umur dan aktivitas serta pantangan
untuk masing-masing anggota keluarga, dan ini bila ada kasus alergi
terhadap makanan. Ibu harus pandai mengkreasikan menu makanan
sehari-hari dengan asumsi disesuaikan dengan dana yang ada. Hilangkan
asumsi bahwa makanan mahal pasti sehat ataupun makanan yang sehat pasti
mahal. Karena kita harus memahami bahwa bahwa makanan yang baik harus
dilihat dari komposisi gizi dan kreatifitas penyajian yang menggugah
selera. Pola pikir sangat menentukan kebahagiaan seseorang, setiap orang
punya masalah tetapi tinggal bagaimana kita menyikapi setiap persoalan
dengan bijak dan yakinlah bahwa setiap masalah pasti ada solusi dan
jangan menumpuk dan memendam masalah dalam keluarga. Buatlah rumah kita
seperti surga dalam pikiran yang sehat ada badan yang sehat. Lingkungan
yang bersih dan sehat sangat terkait dengan lingkungan fisik tempat
tinggal kita. Rumah yang sehat adalah rumah yang ukurannya sesuai dengan
jamlah anggota keluarga, mempunyai sirkulasi dan ventilasi yang bagus
dan secara estetika nyaman di pandang.
* Upaya kedua dalah menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan tentang sumber dan cara penularan penyakit
.gejala-gejala dini dan penanganan pertama untuk mencegah kondisi akut..
Akhir-akhir ini panyakit typus lebih banyak menyerang anak-anak mulai
dari usia balita sampai mahasiswa (banyak mahasiswa saya yang terkena
typus), biasanya karena pola makan dan pola hidup yang kurang baik)
Beberapa tips yang bisa dilakukan ibu –ibu untuk mencegah anak kita terkena typus adalah dan mencegah penularannya :
· Mengolah makanan untuk keluarga dengan mengutamakan higiene sanitasi dan kebutuhan gizi keluarga
· Membiasakan anak untuk makan di rumah secara teratur , karena
makanan yang diolah dirumah higiene sanitasinya lebih terjamin daripada
membeli makanan diluar rumah seperti diwarung ataupun jajanan sekolah
yang tingkat keamanan dan higiene sanitasi tidak kita ketahui.
Dengan mengetahui cara penyebaran penyakit, maka dapat dilakukan
pengendalian. Yaitu bila ada salah seorang anggota keluarga kita terkena
typus, alat-alat makannya sementara disendirikan dulu dan dicuci bersih
dengan sabun yang mengandung antiseptik agar tidak menulari anggota
keluarga yang lain
membersihkan lingkungan secara teratur , perlindungan terhadap suplai
makanan dan minuman, peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi
populasi lalat (reservoir).
Sterilisasi pakaian, bahan, dan alat-alat yang digunakan penderita dengan menggunakan antiseptik. Mencuci tangan dengan sabun.
Sebagai bagian dari masyarakat ,kita bisa berbagi ilmu pengetahuan
yang kita miliki untuk memberikan pendidikan kesehatan secara berkala
kepada ibu-ibu di lingkungan sekitar kita. Perlu juga kita menyarankan
agar pemerintah dalam hal ini Departemen kesehatan membina higiene
sanitasi pengolahan makanan para penyaji dan penjual makanan skala kecil
maupun menengah, karena biasanya mereka kurang memperhatikan hal
tersebut.